Sabtu, 11 Februari 2012

Ma'mae'


Duh, ini rupanya kau. Pantas saja Mae, sahabatku, membencimu. Jelas saja, kau sungguh menjijikan. Kau tau itu?
Datang dengan sendirinya dan membawa petaka. Aku tahu sahabatku itu sangat kuat. Dia selalu sehat dan tak pernah sakit. Sampai kau datang berdiam disana dalam waktu yang lama.
Aku juga sedikit sih menyalahkan Mae karena tak pernah menyadari adanya kau selama ini. Aku suka sebal dengannya karena terlalu sibuk dengan orang lain dan tak pernah memikirkan dirinya sendiri.
Dua hari yang lalu sebelum dia yakin untuk mengeluarkan kau dalam tubuhnya, Mae cerita panjang tentang kau padaku. Saat itu ia terisak sambil membawa map yang berisi foto kau. Tak tega aku melihatnya.
Katanya, dia baru saja dari rumah sakit. Dia masuk keruang CT Scan. Dia sendiri waktu itu. Ditemani ketakutannya, dia pasrah saja saat diperiksa dokter. Dilayar itu Mae melihat kau. Tadinya ia ragu, tapi terakhir info dari suster membenarkan adanya kau disana. Bahkan dikeduanya. Kau sudah besar kata suster dan harus segera dikeluarkan.
Tubuh Mae makin gemetar tak karuan mengetahui kenyataan itu. Selain itu, dia kebingungan karena untuk mengambil fotomu saja mahal apalagi mengeluarkanmu dari sana.
Aku meyakinkan Mae untuk segera mengeluarkan kau dengan paksa. Karena jika diundur kau akan berubah menjadi ganas dan memakan tubuh Mae pelan-pelan.

Aku sudah tau kau itu jahat, sudahlah jangan memelas begitu. Apa katamu? Aku tidak dengar…
Ah, kau bilang Mae yang menanammu disana? Hahaha. Tidak mungkinlah, kau pikir dia akan menyakiti dirinya sendiri.
Apa? Dia menanammu lewat pola hidupnya dan memberimu makan dan minum yang enak-enak? Hohoho kau bercanda.
Apa katamu? Mae dan aku tidak boleh menyalahkanmu? Ini murni salah Mae? Kau gila…
Sudahlah… kau ini berusaha melucu disaat seperti ini.
Mae masih tertidur pulas diruang operasi saat ayahnya memperlihatkanmu kepadaku. Jadi dia belum melihatmu. Aku yakin saat dia terbangun ini akan membuatnya bahagia luar biasa.
Kau bilang kau mungkin saja ada di tubuhku?
Hei kau, tumor, Kau mau menakut-nakutiku? Tidak mempan.
Dengan pola hidupku yang sama dengan Mae mungkin saja saudaramu jg ada ditubuhku dan aku harus berhati-hati? Kau mau mengancam?
Aku heran gumpalan daging kecil sepertimu bisa merenggut nyawa orang. Tega nian kau…
*        *        *
Seminggu pasca operasi untuk mengeluarkanmu, Mae kembali menemuiku. Wajahnya kembali murung. Aku tak tahu lagi apa perbuatanmu kali ini.
Raut wajah Mae terlihat pasrah. Ku kira kau sudah dibuang, tapi ternyata dokter memeriksamu kata Mae. Benar apa yang aku pikirkan selama ini tentang kau, kau menyimpat sifat jahat dan ganas. Meskipun kau sudah tidak berada ditubuh Mae, tapi kau meninggalkan sedikit benihmu disana. Mae menyerah. Dia pilih berdamai saja dengan kau. Dia akan membiarkan kau disana.
Baiklah, karena yang empunya tubuhpun sudah mengikhlaskanmu maka diamlah manis, jangan kau marah dan berubah menjadi monster ya! Mae sudah teken kontrak kok dengan dokter untuk memeriksa keadaanmu seumur hidupnya. Jadi kau tenanglah sana…
*setiap wanita mempunyai potensi menyimpan “kau” dalam ditubuhnya.

2 komentar:

  1. Bagus tulisan lu, tumornya seakan hidup .. tapi aslinya memang hidup sih :( edisi valentinenya mana nih riz?

    BalasHapus
  2. gue gak ngerayain valentine, ribka hehehe

    BalasHapus