Duh, ini rupanya kau. Pantas saja Mae,
sahabatku, membencimu. Jelas saja, kau sungguh menjijikan. Kau tau itu?
Datang dengan sendirinya dan membawa
petaka. Aku tahu sahabatku itu sangat kuat. Dia selalu sehat dan tak pernah
sakit. Sampai kau datang berdiam disana dalam waktu yang lama.
Aku juga sedikit sih menyalahkan Mae
karena tak pernah menyadari adanya kau selama ini. Aku suka sebal dengannya
karena terlalu sibuk dengan orang lain dan tak pernah memikirkan dirinya
sendiri.
Dua
hari yang lalu sebelum dia yakin untuk mengeluarkan kau dalam tubuhnya, Mae cerita
panjang tentang kau padaku. Saat itu ia terisak sambil membawa map yang berisi
foto kau. Tak tega aku melihatnya.
Katanya, dia baru saja dari rumah
sakit. Dia masuk keruang CT Scan. Dia sendiri waktu itu. Ditemani ketakutannya,
dia pasrah saja saat diperiksa dokter. Dilayar itu Mae melihat kau. Tadinya ia
ragu, tapi terakhir info dari suster membenarkan adanya kau disana. Bahkan dikeduanya.
Kau sudah besar kata suster dan harus segera dikeluarkan.
Tubuh Mae makin gemetar tak karuan
mengetahui kenyataan itu. Selain itu, dia kebingungan karena untuk mengambil
fotomu saja mahal apalagi mengeluarkanmu dari sana.
Aku meyakinkan Mae untuk segera
mengeluarkan kau dengan paksa. Karena jika diundur kau akan berubah menjadi
ganas dan memakan tubuh Mae pelan-pelan.
Aku sudah tau kau itu jahat, sudahlah
jangan memelas begitu. Apa katamu? Aku tidak dengar…
Ah, kau bilang Mae yang menanammu disana?
Hahaha. Tidak mungkinlah, kau pikir dia akan menyakiti dirinya sendiri.
Apa? Dia menanammu lewat pola hidupnya
dan memberimu makan dan minum yang enak-enak? Hohoho kau bercanda.
Apa katamu? Mae dan aku tidak boleh
menyalahkanmu? Ini murni salah Mae? Kau gila…
Sudahlah… kau ini berusaha melucu
disaat seperti ini.
Mae masih tertidur pulas diruang
operasi saat ayahnya memperlihatkanmu kepadaku. Jadi dia belum melihatmu. Aku yakin
saat dia terbangun ini akan membuatnya bahagia luar biasa.
Kau bilang kau mungkin saja ada di
tubuhku?
Hei kau, tumor, Kau mau menakut-nakutiku?
Tidak mempan.
Dengan pola hidupku yang sama dengan
Mae mungkin saja saudaramu jg ada ditubuhku dan aku harus berhati-hati? Kau mau
mengancam?
Aku heran gumpalan daging kecil
sepertimu bisa merenggut nyawa orang. Tega nian kau…
* * *
Seminggu pasca operasi untuk
mengeluarkanmu, Mae kembali menemuiku. Wajahnya kembali murung. Aku tak tahu
lagi apa perbuatanmu kali ini.
Raut wajah Mae terlihat pasrah. Ku kira
kau sudah dibuang, tapi ternyata dokter memeriksamu kata Mae. Benar apa yang
aku pikirkan selama ini tentang kau, kau menyimpat sifat jahat dan ganas. Meskipun
kau sudah tidak berada ditubuh Mae, tapi kau meninggalkan sedikit benihmu
disana. Mae menyerah. Dia pilih berdamai saja dengan kau. Dia akan membiarkan
kau disana.
Baiklah, karena yang empunya tubuhpun
sudah mengikhlaskanmu maka diamlah manis, jangan kau marah dan berubah menjadi
monster ya! Mae sudah teken kontrak kok dengan dokter untuk memeriksa keadaanmu
seumur hidupnya. Jadi kau tenanglah sana…
*setiap
wanita mempunyai potensi menyimpan “kau” dalam ditubuhnya.
Bagus tulisan lu, tumornya seakan hidup .. tapi aslinya memang hidup sih :( edisi valentinenya mana nih riz?
BalasHapusgue gak ngerayain valentine, ribka hehehe
BalasHapus