Sudah
tengah malam rupanya. Pindah kamar kosan ke atas emang berasa Upik-Abu. Berada di
paling atas rumah ibu kosan yang super baiknya. Ini baru bener-bener kosan. Dengan
teman-teman perjuangan menuju titik terang perkuliahan dan kerja plus ibu kos
yang berasa kaya ibu sendiri saking perhatiannya. Entah kenapa gue berasa hidup
kembali. Napas terasa amat sangat lega! Meskipun ini kamar berasa masuk oven
kalo siang hehe.
Oke,
gue akan sedikit berlari 365 hari yang lalu. Tiba-tiba gue sangat merasa gue
bagian dari orang-orang yang beruntung di muka bumi ini #lebaiii… meskipun apa yang
menjadi keiinginan gue tidak ada satupun yang terealisasikan. Tapi justeru itu
yang menjadikan sebuah anugerah yang luar biasa! Apa jadinya kalau gue
nekat keluar kampus? Atau pindah, belum tentu ada tempat dan orang-orang
senyaman disini? Terimakasih juga untuk teman-teman jurusan, mereka paling the
best di kampus.
365
hari gue lewatin dengan setiap keputusan-keputusan rumit yang harusnya
belum bisa gue pilih dan gak harus gue pilih. Apalagi berakibat kontroversi. Tapi
entah apa yang merasuki jiwa gue saat itu, terlontar saja kata-kata ‘ya atau
baiklah’ nerima saja lalu menyetop semua keadaan dan berlari. Hasilnya inilah
gue sekarang. Tak ada satu pun penyesalan dengan apa yang terjadi di waktu itu.
Anggaplah itu sebuah lorong yang wajib ibaratnya ‘fardua’in’ kali yang mesti
gue lewatin. Dan itu amat sangat indah, meski tangis terumbar dimana-mana.
Mungkin
sebagian orang bila ini gak waras. Cemooh atau selentingan ceng-cengan santer
terdengar dan gue sadar siapa-siapa aja yang mengatakan itu dan toh akhirnya
mereka tergopoh-gopoh juga melihat kenyataan hidupnya sendiri. Harus tertawakah
atau ikutan sok-sok miris (#bukan dendam) saat melihat mereka juga berada diposisi yang sama dengan kegalauan tingkat dewa itu? Belum ketemu
juga jawabannya sampai saat ini.
Gak
ada alasan dan ketegaan untuk memperlakukan orang lain seperti apa yang orang
lain lakukan ke gue pada waktu itu. Dipukul 01.29 menit ini gue putuskan untuk sedikit
menutup mata hati, telinga, dan pikiran, serta membuang jauh kenyataan apa yang
terjadi. Gue takut itu akan terus terendap dan bisa digali kembali suatu saat
nanti. Akhirnya menjadikan sebuah gundukan yang akan meninggi lalu menutupi
kewarasan yang hidup.
Dibalik
apa yang gue tidak punya saat ini, gue merasa sangat BERUNTUNG! Terimakasih buat
yang Dzat Yang Maha Tahu… J
kita memang harus selalu bersyukur kan. :D
BalasHapusevent blogger: review tempat makan favorit, berhadiah Galaxy pocket sama voucher2 lho!
hehehe beneran tuh hadiahnya?
BalasHapus