"Siap
dikubur?" tanya seseorang berpakaian hitam-hitam. Ditangannya terselip sebuah
sekop panjang. Didepannya terdapat gundukan tanah merah bekas galiannya sendiri.
Aku
mengangguk dengan muka tertutup tangan. Rasanya tak sanggup kehilangannya.
Orang-orang
di sekelilingku kembali menasehati, "sebaiknya dikubur, sebelum org itu menyadari
dan kau akan tersakiti.”
Aku
mengangguk sekali lagi. Tapi kali ini
ketakutan menyelimuti sebagian hatiku. Tetap tak berani melihat.
Aku
iyakan smua itu. Dan ku buka mata perlahan…
"Siap?"
tanya orang itu sekali lagi. Ya, aku
mngangguk mantap. Perlahan dia dan kenangan itu terkubur Bersama sakit dan sebuah
lagu sendu yang mengiringi timbunan pengharapan yang tak pernah menjadi kenyataan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar